Sakti Wahyu Trenggono merupakan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia yang menjabat sejak 23 Desember 2020. Sebagai menteri, Trenggono memiliki visi untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia yang berdaulat, mandiri, dan sejahtera.
Upaya Pelestarian Laut
Salah satu fokus utama Trenggono adalah pelestarian laut Indonesia. Ia menargetkan untuk mengurangi polusi laut sebesar 70% pada tahun 2025. Untuk mencapai tujuan ini, ia telah mengimplementasikan berbagai kebijakan, seperti:
Dampak Nyata
Upaya pelestarian laut yang dilakukan Trenggono telah menunjukkan hasil yang nyata. Menurut data KKP, populasi beberapa spesies ikan mulai meningkat. Misalnya, populasi ikan cakalang pada tahun 2022 naik sebesar 15% dibandingkan tahun 2020.
Selain itu, tingkat polusi laut di Indonesia juga mengalami penurunan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa kadar mikroplastik di perairan Indonesia turun dari 3,25 partikel per liter pada tahun 2019 menjadi 2,13 partikel per liter pada tahun 2022.
Keuntungan Pelestarian Laut
Pelestarian laut memberikan banyak manfaat bagi Indonesia, antara lain:
Strategi Efektif
Berikut adalah beberapa strategi efektif yang diterapkan Trenggono dalam pelestarian laut:
Kesimpulan
Upaya pelestarian laut yang dilakukan Menteri Sakti Wahyu Trenggono telah menunjukkan hasil yang positif. Populasi ikan meningkat, polusi laut menurun, dan masyarakat pesisir semakin berdaya. Pelestarian laut sangat penting bagi ketahanan pangan, ekonomi, lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Dengan terus menerapkan strategi yang efektif, Trenggono dapat mewujudkan visi Indonesia sebagai poros maritim dunia yang berdaulat, mandiri, dan sejahtera.
Tahun | Populasi Ikan Cakalang (ton) | Populasi Ikan Tuna (ton) | Populasi Ikan Teri (ton) |
---|---|---|---|
2019 | 520.000 | 1.050.000 | 1.200.000 |
2020 | 500.000 | 1.100.000 | 1.170.000 |
2021 | 530.000 | 1.150.000 | 1.250.000 |
2022 | 580.000 | 1.220.000 | 1.320.000 |
Tahun | Kadar Mikroplastik (partikel per liter) | Kadar Limbah Organik (mg/l) |
---|---|---|
2019 | 3,25 | 0,54 |
2020 | 3,05 | 0,52 |
2021 | 2,75 | 0,49 |
2022 | 2,13 | 0,45 |
Tahun | Jumlah Kawasan Konservasi | Luas Kawasan Konservasi (hektare) |
---|---|---|
2019 | 122 | 1,5 juta |
2020 | 130 | 1,8 juta |
2021 | 138 | 2,1 juta |
2022 | 152 | 2,5 juta |
2024-11-17 01:53:44 UTC
2024-11-18 01:53:44 UTC
2024-11-19 01:53:51 UTC
2024-08-01 02:38:21 UTC
2024-07-18 07:41:36 UTC
2024-12-23 02:02:18 UTC
2024-11-16 01:53:42 UTC
2024-12-22 02:02:12 UTC
2024-12-20 02:02:07 UTC
2024-11-20 01:53:51 UTC
2024-10-19 01:34:24 UTC
2024-10-19 12:30:59 UTC
2024-10-19 20:21:28 UTC
2024-10-20 13:50:10 UTC
2024-10-20 20:16:08 UTC
2024-10-21 04:09:16 UTC
2024-10-21 21:30:23 UTC
2024-10-22 04:17:34 UTC
2025-01-07 06:15:39 UTC
2025-01-07 06:15:36 UTC
2025-01-07 06:15:36 UTC
2025-01-07 06:15:36 UTC
2025-01-07 06:15:35 UTC
2025-01-07 06:15:35 UTC
2025-01-07 06:15:35 UTC
2025-01-07 06:15:34 UTC